Hari ini, kelas kita berduka. Hari ini ayah teman kita Dewi Sandra yakni Bapak Marsito wafat. Kita semua sebagai warga kelas 7G sungguh ikut berbela sungkawa dan prihatin untuk keluarga Dewi. Semoga kedamaian dan kebahagiaan abadi ayahanda Dewi bersama Allah di surga. AMIN.
Hari ini adalah peristiwa yang sungguh menyedihkan untuk teman kita Dewi, namun semoga keluarga yang ditinggal senantiasa diberi kekuatan, kesabaran, ketabahan dan keikhlasan.
Dengan situasi yang menyedihkan ini, kita ikut prihatin dan berduka bersama dengan apa yang dialami oleh teman kita Dewi. DEWI KUAT YA NAK.
Dimuliakanlah Allah selama-lamanya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, Tuhan yang menghendaki, Terpujilah nama Tuhan untuk selama-lamanya.
Kita adalah makhluk ciptaan, kita hanyalah seonggok daging yang lemah di hadapan Sang Pencipta. Kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali berpasrah diri. Hidup, sakit, mati itu adalah kehendak Allah.
Semoga dengan dihadapkan pada situasi ini, kita menjadi lebih mensyukuri hidup dan mengisi hidup dengan hal-hal yang positif dan lebih baik.
Hari ini juga, menjadi hari yang istimewa buat saya, secara pribadi, karena dalam proses pelayatan yang saya alami, baru pertama kali dan sekali ini saya secara pribadi berada di depan jenazah dengan keranda yang ada di hadapan saya di kamar tersendiri.
Saya merasakan ada sesuatu yang istimewa, dan luar biasa. Terima kasih untuk ibunya Dewi yang telah mengizinkan dan mempersilahkan saya berdoa secara Katolik sesuai dengan iman kepercayaan saya di depan jenazah bapak Marsito.
Pengalaman ini menjadikan pengalaman yang sungguh luar biasa. Saya dapat menerapkan yang saya hidupi terutama dalam proses belajar di sekolah yang sekarang lebih menitikberatkan pada Profil Pelajar Pancasila.
Hari ini secara tidak langsung saya telah berusaha mewujudnyatakan dalam kehidupan yang nyata sebagaimana yang saya alami hari ini pada proses pelayatan bapak Marsito.
Perbedaan. Keberagaman. Gotongroyong. Toleransi. Menjadi beberapa nilai positif yang saya alami.
Pengalaman yang saya alami tidak jauh dari apa yang sebelumnya dalam perjalanan saya. Saya merenungkan bagaimana orang hidup terutama saya secara pribadi yang beriman akan Kristus.
Beriman Katolik, saat saya melayat ayah Dewi yang adalah murid saya di kelas 7G. Dalam perjalanan saya dari rumah dengan menyusuri Ring Roads saya hanya merenungkan dan menggagas dalam perjalanan bahwa Allah itu satu, Surga itu satu, neraka itu satu, dan hanya cara saja untuk sampai kepada Allah itu berbeda-beda. Sebagaimana ada istilah "Banyak jalan menuju kota Roma". Demikian juga banyak cara orang bisa sampai kepada Sang Penciptanya.
Doa adalah sarana kita untuk bertemu dan berkomunikasi dengan Sang Pencipta, Allah Yang Maha Kuasa titik. Sungguh suatu pengalaman yang religius yang spiritual ini boleh saya alami bahwa seseorang bisa mengalami Allah sungguh menyertai dan memberkati kita.